WARDES -- Ketika pilpres AS 2016 dimenangkan oleh Donald Trump, dunia terkejut dan tak bisa menerima.
Tidak saja di luar negeri, di dalam sendiri, masyarakat AS tidak bisa menyaksikan kekalahan Hillary Clinton yang menang di popular vote.
Lawan-lawan Trump kemudian menduga bahwa telah terjadi kecurangan dan intervensi Rusia dalam pilpres kali ini. Uniknya, Barack Obama, presiden AS yang sekarang juga seperti menilai hal yang sama.
Dalam sebuah media (baca), kemenangan Trump ini dinilai sebagai melengkapi tumbuhnya 'kaum fanatik' yang berjubah nasionalis sebagai pemimpin dunia.
Kecenderungan yang sama juga diyakini bakal muncul di Eropa dan sudah lama muncul di Mesir, India dan negara-negara lainnya.
Mengapa? baca di sini.
Tidak saja di luar negeri, di dalam sendiri, masyarakat AS tidak bisa menyaksikan kekalahan Hillary Clinton yang menang di popular vote.
Lawan-lawan Trump kemudian menduga bahwa telah terjadi kecurangan dan intervensi Rusia dalam pilpres kali ini. Uniknya, Barack Obama, presiden AS yang sekarang juga seperti menilai hal yang sama.
Dalam sebuah media (baca), kemenangan Trump ini dinilai sebagai melengkapi tumbuhnya 'kaum fanatik' yang berjubah nasionalis sebagai pemimpin dunia.
Kecenderungan yang sama juga diyakini bakal muncul di Eropa dan sudah lama muncul di Mesir, India dan negara-negara lainnya.
Mengapa? baca di sini.
0 comments:
Post a Comment