Sunday, May 13, 2007

Sisingamangaraja XII

11 Mei 07 23:52 WIB
Sisingamangaraja XII Kental Pengaruh Islam
Medan WASPADA Online


Sejarawan dan pengamat politik Universitas Sumatera Utara, Drs. Wara Sinuhaji, M.Hum, mengatakan kebudayaan pada masa Sisingamangaraja XII, sangat kental dipengaruhi unsur Islam.
"Hanya saja menurut beberapa literatur sejarah, saat itu Sisingamanagaraja XII belum menganut satu agama samawi (agama dari langit) apapun," kata Wara yang juga dosen sejarah di Fakultas Sastra USU, di kampus tersebut, Kamis (10/5).

Wara menjelaskan, di beberapa literatur sejarah, Sisingamangaraja XII dijelaskan sebagai seorang raja yang tinggal di daerah Bakkara, pinggiran Danau Toba, dan masih menganut kepercayaan Parmalim (kepercayaan tradisional masyarakat Batak).

Hanya saja, katanya, kepercayaan yang dianut Sisingamangaraja XII itu sangat kental pengaruh unsur Islamnya. Hal itu bisa dilihat pada gambar stempel, bendera kerajaan dan pedang yang digunakannya saat itu, banyak ditemukan nuansa kebudayaan Islam.

"Bahkan, banyak doa-doa dalam kepercayaan itu yang dimulai dengan kata Bismillah (dalam bahasa Arab artinya dengan menyebut nama Allah SWT). Padahal kata itu tidak ada dalam bahasa Batak.

Ditambahkannya, dalam salah satu buku sejarah berjudul Ahu Sisingamangaraja XII, yang ditulis oleh sejarawan H. Mohammad Said juga dijelaskan bahwa saat itu memang ada pengaruh unsurunsur Islam. Tetapi tidak disebutkan secara jelas apakah salah seorang pahlawan nasional dari Batak itu sudah menganut agama Islam atau belum.

Wara menjelaskan, sebagai seorang sejarawan, dia tidak heran kalau saat itu kebudayaan Sisingamangaraja XII sangat kental dengan unsur Islam. Sebab, kerajaan Sisingamangaraja memang melakukan koeksistensi dengan kerajaan-kerajaan di sekitarnya, seperti Aceh, Karo dan Dairi. "Jadi wajar juga kalau Sisingamangaraja kemudian meninggalnya di daerah Dairi," jelasnya.

Menurut Wara, koeksistensi ini bertujuan untuk menggalang kekuatan lintas etnik dengan kerajaan-kerajaan sekitar untuk melawan kekuatan yang lebih besar, seperti kolonial Belanda. Ataupun untuk menjaga hubungan yang kurang harmonis antara dua kerajaan yang mempunyai kekuatan setara.

Dijelaskannya, koeksistensi biasanya dilakukan dengan cara mengawinkan para keturunan raja dengan putra mahkota atau putri dari kerajaan lain. "Seorang putri Sisingamangaraja ada yang menikah dengan Raja Sarinembah dari Tanah Karo," katanya.

Sehingga bisa, saja saat kerajaan Sisingamangaraja XII melakukan koeksistensi dengan kerajaan Aceh, pengaruh budaya-budaya Islam masuk dalam budaya mereka. Apalagi secra geografis, letak kerajaan Sisingamangaraja XII berdekatan dengan Barus dan Aceh yang dikenal sebagai daerah tempat berkembangnya agama Islam di Indonesia.

"Namun begitu, tetap saja belum ada buku maupun bukti otentik yang menyatakan agama samawi apa yang dianut Sisingamangaraja XII," jelas Wara.

Masih Misteri
Secara terpisah, Budayawan Sumatera Utara Z. Pangaduan Lubis kepada Waspada, Kamis (10/5), mengatakan sejarah tentang Pahlawan Nasional Sisingamangaraja XII hingga saat ini masih meninggalkan misteri. Terutama pada sosok pribadinya, ada sebagian masyarakat beranggapan dia suku Aceh dan beragama Islam. Sebagian lagi meyakini dia orang Batak dan beragama Parmalim dan juga Kristen.

Hal tersebut disampaikannya sehubungan masih banyak pendapat berbeda di masyarakat tentang sosok pahlawan ini, di tengah adanya kabar akan diselenggarakannya peringatan 100 tahun Sisingamangaraja XII.

Mantan penyiar RRI siaran berbahasa Inggris dan pengamat sejarah berusia 70 tahun ini mengakui, sampai hari ini pendapat wartawan dan sejarawan senior H. Mohammad Said (alm) tentang Sisingamangaraja "identik" dengan Islam masih diyakini banyak orang.

Lubis mengungkap, tulisan tentang Sisingamangaraja XII " identik" dengan Aceh dan Islam pernah dimuat di Harian Waspada namun akhirnya disensor pihak berwenang. "Saya tak ingat betul tahun dan bulannya, tapi waktu itu Pangkopkamtib-nya Soedomo," kenangnya

Sejak itulah, sebut sastrawan yang pernah memimpin Teater Nasional dan mendirikan Teater Integro di era 80-an ini, pendapat H. Mohammad Said membelah dua pandangan dan pengetahuan masyarakat secara luas terhadap sosok Sisingamangaraja XII. Kemudian, lanjutnya, pendapat wartawan senior pendiri Harian Waspada soal Sisingamangaraja itu tertuang dalam dua judul buku yang pernah terbit sekitar tahun 70-an. Dua buku itu antara lain; Sisingamangaraja XII dan Aceh.

"Dalam buku itu jelas diungkap bahwa ada keidentikan Sisingamangaraja dengan Aceh atau Islam," tegas Lubis.

Sebagai seniman dan dosen luar biasa di Fakultas Sastra USU, Lubis sependapat dengan H. Mohammad Said soal Sisingamangaraja XII. Lubis mengurai, dari lambang di bendera, bendera Sisingamangaraja "identik" dengan bendera Sultan Iskandar Muda dari Aceh. "Hanya letak dua pedang yang berbeda. Satu horizontal dan satu lagi vertikal," jelasnya.

Pada masa melawan penjajah, Aceh pernah membantu Sisingamangaraja XII. Andai Sisingamangaraja Parmalim. Ada sisi yang hampir menyamai dalam aturan Islam. Tak makan Babi, selalu membersihkan diri bila ingin beribadah. Kata "malim" dari Toba dan Mandailing berarti "alim". "Yang tidak bisa dibantah dan diperdebatkan lagi adalah fakta bahwa Sisingamangaraja XII adalah pahlawan nasional, namun dari kolektifitas sejarah masih banyak sisi yang penuh misteri," urai Lubis.

Soal apakah misteri sejarah ada dan bisa saja dilakukan kajian atau seminar terhadap keberadaan Sisingamangaraja XII, Sastrawan nasional Damiri Mahmud menilai hal itu sah-sah saja. Selagi masih ada kelompok masyarakat, ada pendapat berbeda soal sosok yang menjadi pelaku sejarah, kajian serta telaah yang lain perlu dipertemukan.

"Ada sebagian pendapat tak menemukan jejak apapun terhadap sebuah kedekatan Aceh atau Islam, ada lagi sebaliknya. Maka memang perlu dipertemukan para ahli yang berdiri pada kubu berbeda untuk menuntaskan misteri dalam sejarah itu," ujar Damiri.

1 comments:

RH said...

Hi, I came across your site and wasn’t able to get an email address to contact you about a broken link on your site. Please email me back and I would be happy to point them out to you.

Thanks!

Harry
harry.roger10@gmail.com

Miliarder Batak

Berita Tarutung

Daftar Restoran dan Hotel Batak

Pesantren Berbagi

Lowongan

Artis dan Nasyid Daerah

TSCFWA

PESANTREN ANTARIKSA

ACDI

Biak Spaceport

CAR&AUTOnews

Falak dan Antariksa

Space Tourism

BARUSNews