WARDES -- Komisi Penanggulangan AIDS Kota Sukabumi, Jawa Barat menyebutkan penyebaran penyakit ini di Kota Mochi ini sudah sangat memprihatinkan, karena setiap tahun selalu ada penderita baru ditemukan.
"Hingga Juni saja kasus baru yang kami temukan mencapai 73 orang, sehingga menambah banyak penderita HIV di Kota Sukabumi yang saat ini data sejak 2000 lalu mencapai 800 orang lebih," kata Ketua KPA Kota Sukabumi Achmad Fahmi di Sukabumi, Jumat.
Menurut dia, tingginya angka kasus penyebaran penyakit yang belum ada obatnya tersebut saat ini dikarenakan hubungan seks yang tidak sehat seperti gonta ganti pasangan, prostitusi dan hubungan sejenis. Berbeda dalam lima tahun kebelakang yang mayoritas penyebaran HIV ini melalui jarum suntik pengguna narkoba.
Bahkan yang lebih memprihatinkan lagi, dari temuan kasus baru tersebut mayoritas penderitanya adalah wanita seperti ibu rumah tangga dan juga ada yang sedang mengandung. Selain itu, juga ditemukan beberapa balita yang positif HIV karena ditularkan dari ibunya saat dalam kandungan.
"Untuk saat ini Kota Sukabumi menduduki peringkat ke tujuh di Jabar, walaupun ada penurunan peringkat tapi posisinya masih 10 besar atau bisa dikatakan jumlah penyebarannya masih cukup tinggi," tambahnya.
Fahmi yang juga menjabat sebagai Wakil Wali Kota Sukabumi mengatakan pihaknya terus melakukan berbagai upaya untuk menekan angka penyebaran HIV dan AIDS, seperti salah satunya dengan cara sosialisasi kepada pelajar yang merupakan salah satu komponen penting yang juga rawan tertular penyakit ini.
Selain itu, yang terpenting adalah pemberian motivasi kepada orang dengan HIV/AIDS (ODHA) agar tidak menularkan virus mematikannya itu kepada orang lain. Penyebaran penyakit ini tidak pandang usia, status dan jabatan maka dari itu seluruh masyarakat Kota Sukabumi harus mewaspadai dan memahami bahaya penyakit ini.
"Kami mengimbau kepada warga untuk selalu memeriksa kondisi kesehatannya secara rutin untuk mengetahui tingkat kesehatannya, kami juga akan merahasiakan identitas seseorang jika positif HIV dan akan memberikan terapi untuk menekan pertumbuhan virusnya di dalam tubuh," katanya. (ant)
"Hingga Juni saja kasus baru yang kami temukan mencapai 73 orang, sehingga menambah banyak penderita HIV di Kota Sukabumi yang saat ini data sejak 2000 lalu mencapai 800 orang lebih," kata Ketua KPA Kota Sukabumi Achmad Fahmi di Sukabumi, Jumat.
Menurut dia, tingginya angka kasus penyebaran penyakit yang belum ada obatnya tersebut saat ini dikarenakan hubungan seks yang tidak sehat seperti gonta ganti pasangan, prostitusi dan hubungan sejenis. Berbeda dalam lima tahun kebelakang yang mayoritas penyebaran HIV ini melalui jarum suntik pengguna narkoba.
Bahkan yang lebih memprihatinkan lagi, dari temuan kasus baru tersebut mayoritas penderitanya adalah wanita seperti ibu rumah tangga dan juga ada yang sedang mengandung. Selain itu, juga ditemukan beberapa balita yang positif HIV karena ditularkan dari ibunya saat dalam kandungan.
"Untuk saat ini Kota Sukabumi menduduki peringkat ke tujuh di Jabar, walaupun ada penurunan peringkat tapi posisinya masih 10 besar atau bisa dikatakan jumlah penyebarannya masih cukup tinggi," tambahnya.
Fahmi yang juga menjabat sebagai Wakil Wali Kota Sukabumi mengatakan pihaknya terus melakukan berbagai upaya untuk menekan angka penyebaran HIV dan AIDS, seperti salah satunya dengan cara sosialisasi kepada pelajar yang merupakan salah satu komponen penting yang juga rawan tertular penyakit ini.
Selain itu, yang terpenting adalah pemberian motivasi kepada orang dengan HIV/AIDS (ODHA) agar tidak menularkan virus mematikannya itu kepada orang lain. Penyebaran penyakit ini tidak pandang usia, status dan jabatan maka dari itu seluruh masyarakat Kota Sukabumi harus mewaspadai dan memahami bahaya penyakit ini.
"Kami mengimbau kepada warga untuk selalu memeriksa kondisi kesehatannya secara rutin untuk mengetahui tingkat kesehatannya, kami juga akan merahasiakan identitas seseorang jika positif HIV dan akan memberikan terapi untuk menekan pertumbuhan virusnya di dalam tubuh," katanya. (ant)
0 comments:
Post a Comment